Singkong atau ubi kayu, merupakan bahan makanan dengan kandungan karbohidrat yang cukup tinggi sehingga dapat dijadikan sebagai makanan pengganti nasi. Singkong dapat diolah menjadi bermacam-macam produk makanan seperti keripik, tape, dan lain-lain. Singkong dari jenis yang tidak dapat dimakan biasanya diolah menjadi pati atau tepung kanji. Dari tepung kanji ini bisa menghasilkan bermacam-macam jenis produk yang lain seperti kerupuk. Tepung kanji juga dapat dibuat sebagai bahan dasar pembuatan lem. Daunnya juga enak dijadikan sayur.
Selain dijadikan produk makanan, singkong dapat di sulap menjadi bahan bakar alternatif yang dikenal dengan sebutan Bio-etanol. Bensin yang dicampur dengan Bio-etanol kualitasnya akan setara dengan Pertamax. Cukup tambahkan 10% dari total volume bensin. Berikut beberapa manfaat menggunakan Bensin Bio-etanol.
- Pembakaran lebih sempurna, gas buang menjadi sangat bersih.
- Tarikan lebih spontan dan enteng.
- Suara mesin menjadi halus
- Irit bahan bakar sampai dengan 20 %.
- Memperpanjang usia mesin.
- Ramah lingkungan
- Bebas timbal
- Menambah kemampuan jarak tempuh kendaraan
- Meminimalisasi kerak di ruang bakar.
Sekarang akan saya bagikan cara pembuatan Bio-etanol sebagai Bahan Bakar Alternatif dari Singkong.
Cara ini saya ambil dari berbagai sumber :
1. Kupas 125 kg singkong, dapat memakai semua jenis singkong. Bersihkan kemudian cacah hingga menjadi kecil-kecil.
2. Keringkan singkong yang telah dicacah hingga kadar air kurang dari 16%. Tujuannya dari pengeringan ini agar singkong lebih awet sehingga dapat disimpan sebagai cadangan bahan baku.
3. Masukkan 25 kg singkong kering (gaplek) ke dalam tangki berkapasitas 120 liter, lalu tambahkan air hingga mencapai volume 100 liter. Panaskan gaplek hingga 100° C selama 1/2 jam. Aduk rebusan gaplek sampai menjadi bubur dan mengental.
4. Dinginkan bubur gaplek, lalu masukkan ke dalam tangki sakarifikasi. Sakarifikasi adalah proses penguraian pati menjadi glukosa. Setelah dingin, masukkan cendawan Aspergillus yang akan memecah pati menjadi glukosa.Untuk menguraikan 100 liter bubur pati singkong. perlu 10 liter larutan cendawan Aspergillus atau 10% dari total bubur. Konsentrasi cendawan mencapai 100-juta sel/ml. Sebelum digunakan, Aspergillus dibenamkan pada bubur gaplek yang telah dimasak tadi agar adaptif dengan sifat kimia bubur gaplek. Sehingga cendawan berkembang biak dan bekerja mengurai pati dengan baik.
5. Setelah dua jam, bubur gaplek berubah menjadi 2 lapisan: air dan endapan gula. Aduk kembali pati yang sudah menjadi gula itu, lalu masukkan ke dalam tangki fermentasi. Sebelum difermentasi pastikan kadar gula larutan pati maksimal 17 hingga 18%. Itu adalah kadar gula maksimum yang disukai bakteri Saccharomyces untuk hidup dan bekerja mengurai gula menjadi alkohol. Jika kadar gula lebih tinggi, tambahkan air hingga mencapai kadar yang diinginkan. Bila sebaliknya, tambahkan larutan gula pasir agar mencapai kadar gula maksimum.
6. Tutup tangki fermentasi dengan rapat untuk mencegah kontaminasi dan Saccharomyces bekerja mengurai glukosa lebih optimal. Fermentasi berlangsung secara anaerob atau tidak membutuhkan oksigen. Jaga suhu pada 28 sampai 32° C dan pH 4,5 - 5,5 agar fermentasi optimal.
7. Setelah 2 hingga 3 hari, larutan pati berubah menjadi 3 lapisan. Lapisan terbawah berupa endapan protein. Di atasnya air, dan etanol. Hasil fermentasi itu disebut bir yang mengandung 6 - 12% etanol
8. Sedot larutan etanol dengan selang plastik melalui kertas saring berukuran 1 mikron untuk menyaring endapan protein.
9. Walaupun sudah disaring, etanol masih bercampur air. Untuk memisahkannya, lakukan destilasi atau penyulingan. Panaskan campuran air dan etanol pada suhu 78° C atau setara titik didih etanol. Pada suhu itu etanol lebih dulu menguap daripada air yang bertitik didih 100° C. Uap etanol dialirkan melalui pipa yang terendam air sehingga terkondensasi dan kembali menjadi etanol cair.
10. Hasil penyulingan di atas menghasilkan etanol dengan kadar 95% dan tidak dapat larut dalam bensin. Agar bisa larut, diperlukan etanol berkadar 99% atau disebut etanol kering. Karena itu, perlu destilasi absorbent. Etanol 95% itu dipanaskan 100° C. Pada suhu tersebut, etanol dan air menguap. Uap keduanya kemudian dilewatkan ke dalam pipa yang dindingnya berlapis zeolit atau pati. Zeolit akan menyerap kadar air tersisa hingga diperoleh etanol 99% yang siap dicampur dengan bensin. Sepuluh liter etanol 99%, membutuhkan 120 - 130 liter bir yang dihasilkan dari 25 kg gaplek.
Apakah anda berminat untuk mencobanya ?
Semoga artikel kali ini tentang Bahan Bakar Alternatif dari Singkong bisa bermanfaat bagi anda sekalian :)
Sumber : www.wismakreatif.com
Sumber : www.wismakreatif.com
No comments:
Post a Comment